To All Muslimah I Love
Prophet (alaihi al-salatu wa al-salam) is reported to have said:
“Made beloved to me from your world are women and perfume, and the coolness of my eyes is in prayer.” (Ahmad and An-Nasa ‘i)
Para ulama menyatakan bahwa kecintaan
yg dimaksud dlm hadis ini bukanlah dlm artian sensual akan tetapi kualitas batin perempuan. Tuhan
membuat Nabi mencintai kualitas batin yg dimiliki oleh perempuan.
Wacana emansipasi peremupuan kontemporer sayangnya hanya berkutat dalam
kompetisi duniawi. Ketika kita bersorak bahwa akhirnya perempuan bisa
melakukan "dunk" dlm pertandingan basket melawan tim pria, terluput dari kesadaran kita bhw
ada kompetisi yang lebih esensial. Kompetisi internal, "dunia dalam", spiritual lah yg kita lupakan. Saya
yakin ketika kita hidup dalam masyarakat yg hanya mengagungkan kompetisi
duniawi, justru perempuan lah yg akan selalu menderita. Islam menyatakan bhw keunggulan terpenting justru diperoleh dlm kompetisi
spiritual.
Ketika dlm dunia luar/outwardly,
secra umum pria lbh unggul drpada perempuan justru sebaliknya lah yang terjadi dalam kompetisi internal. Secara
spiritual pria tertinggal jauh, lebih lemah drpada perempuan. Kualitas utama perempuan yg pria tdk bs samai adalah
fakta bahwa perempuan dikaruniai rahim. Secara bahasa a woman=womb-man; man
with a womb yaitu pria yg punya rahim. Rahim berasal dr nama Tuhan (The
merciful, maha penyayang),krn itu scr konseptual sumber kasih sayang di
dunia adalah rahim. Pria kalah dlm hal ini krn dia tdk mempunyai sumber
kasih sayang.
Kualitas berikut adalah hati yang lembut. Hati yg lembut adlh
karakter hati yg sehat scr spiritual yang salah
satu cirinya adalah mudah menangis, hal yg tidak mudah bagi kebanyakan pria. Kemampuan
menangis adalah penting ketika kita melangkah di jalan spiritual. Bahkan
Nabi SAW berkata kalau tdk bisa menangis (ketika baca Alquran) setidaknya
berpura-puralah.
Dengan posisi yang kalah start semacam inilah maka bisa dimaknai bahwa pria dijadikan sbg qawwam, diwajibkan memberi nafkah/infaq kpd istri dan anaknya, dan diberi kewajiban amal2an lainnya
merupakan sebuah bonus dari Tuhan. Ibarat lomba lari dlm olimpiade,
pelari di lintasan terluar selalu start di depan drpada pelari di
lintasan dalam. Hal ini karena pelari lintasan di dalam punya keunggulan
dlm hal jarak lintasan yg lbh pendek. Dalam sebuah riwayat
diceritakan bgaimana muslimah Madinah mengirimkan delegasi ke Nabi SAW,
seakan komplain bhw para pria bs rutin sholat tnpa halangan, bersedekah,
berjihad tp perempuan tdk. Nabi SAW menjawab bhw melahirkan dan membesarkan
anak adlh Jihad, dan ibu yg meninggal krn melahirkan adalah Syahid. Jihad adalah level tertinggi dlm Islam, yg kebanyakan dr kita
sbg pria mungkin tdk berkesempatan untuk menunaikannya dlm hidup kita. Hikmah kewajiban pria dan perempuan yang "tidak seimbang" adalah membuat kita (pria & perempuan) mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai finish tanpa ada yang diperlakukan tidak adil. Ketika pria & perempuan muslim melakukan semua perintah Islam maka pada ujungnya kita semua akan
setara di yaumul qiyamah, dan hanya orang yg taqwa lah yg lbh baik di
antara keduanya.
Sebagai pria seharusnya kita mawas diri. Kalau kita sbg pria pulang dr kantor atau tempat bekerja
dan bersantai2 di rumah minta dibuatkan teh oleh istri kita, maka
klo kita sadar akan perbedaan kedudukan kita yg sebenarnya ketika di ruman maka kita sbg pria yg harusnya membuatkan
teh tuk istri kita. Ketika di rumah, kita sebagai pria dalam posisi beristirahat setelah melakukan kewajiban sebagai seorang suami sedangkan istri justru sebaliknya, krn mereka sedang dlm proses jihad terus menerus tanpa henti...
Meskipun kita tetap hrs akui bhw
perempuan msh tertindas dlm masyarakat kita. Akan tetapi yg menjadi masalah adalah ketika para
perempuan kita tersadar dan berjuang lepas dari ketertindasan justru karena mendengar seruan kebebasan
dari luar, dari nilai-nilai yg berbeda dng bagaimana Islam memandang kebebasan. Salah satu contohnya bagaimana banyak muslimah menilai hijab sbg kekangan. Para muslimah memilih membuka dirinya dengan anggapan bahwa dirinya telah bebas dari ketertindasan kaum pria. Hal sebaliknya yang sebenarnya terjadi, mereka tak sadar bahwa dengan membuka hijabnya mereka menjadi santapan para
pria yg memandang perempuan spt laiknya serigala memandang domba, mangsanya.
kita ingin para perempuan dihormati
dgn respek yg tinggi dgn segala potensinya, dan bukan pasar, media,
ataupun negara yg mendefinisikan apa itu makna kebebasan bagi perempuan.
............ ......
tentunya
tdk bermaksud menisbikan peran2 sosial duniawi perempuan kita, justru
sebaliknya kita harus mengangkat derajat mereka, mendorong mereka
terlibat lbh dalam menyelesaikan problem dunia kita. Dunia yg penuh
agresi, peperangan, eksploitasi, kerusakan alam, membutuhkan
kualitas perempuan dgn spiritualitasnya. tentunya jika para perempuan memilih
menjalani jalan spiritualnya
Akan tetapi kalau para perempuan kita
msh saja berkutat dgn pertanyaan mau pake baju model apa hari ini,
belanja apa dan dimana, mau pergi dgn siapa akhir minggu ini, menunggu
jejaka tampan dr negeri seberang memberikan arti cinta padanya dan
ribuan daftar problem sepele dan remeh temeh.. maka sudah sepatutnya kita pesimis dgn masa depan kita, masa depan dunia, masa depan generasi penerus kita...wallahu a'lam
Selamat hari ibu..tuk para ibu...(terutama my beloved Mother & Mama Sofie) lagu indah dr Sami Yusuf...http://www.youtube. com/watch? v=fblMP7_ KUds
wassalaam.
re post 22 Desember 2009
Komentar