Postingan

Menampilkan postingan dengan label pendidikan

Vaclav Smil dan Setahun Sepuluh Buku

Gambar
Di bagian akhir buku Google , Jarvis mengangkat sebuah isu menarik. Dia membandingkan bagaimana respon Sergey Brin yang berbeda dengan Al Gore dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan. Gaya google menekankan perkembangan teknologi sebagai solusi sedangkan sang mantan wapres lebih menekankan pembuatan regulasi yang lebih ketat. Hal ini mengingatkanku pada salah satu penulis serba bisa, Vaclav Smil , yang berpendapat bahwa bukan solusi teknis atau teknologis yang bisa menyelamatkan planet ini, tetapi solusi politis: Kebijakan ekonomi yang lebih baik, kebijakan pendidikan yang lebih baik, kebijakan perdagangan yang lebih baik. Selain itu perubahan gaya hidup merupakan kunci. Salah satu tindakan sederhana tetapi berimplikasi politis dan ekologis yang luas dalam menyelamatkan lingkungan adalah dengan cara hidup lebih hemat. Hidup dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin, mengurangi konsumsi daging, menggunakan energi sesedikit mungkin. Sebagai individu, hal inilah yang bert...

Google dan Universitas 2.0

Gambar
Google dan Universitas 2.0 Hari ini, selesai sudah buku  Jeff Jarvis ' What Would Google Do?"   selesai kubaca. Buku yang kutemukan di tumpukan buku diskon pada Jakarta Book Fair kemarin. Meski bukan buku baru, banyak idenya yang masih segar dan bahkan visioner. Buku ini mengulik pendekatan Google atau "Google's way" menjadi perusahaan yang sukses dan mencoba mendiskusikan bagaimana Google way ini bisa dipraktekkan di berbagai lini kehidupan; politik, pendidikan, bisnis, kesehatan dan sebagainya.     Google menawarkan suatu cara pandang dan solusi yang baru terhadap kehidupan. Benar, yang baru tidak selalu lebih baik atau efektif. Akan tetapi, 2 fakta cukup menjadi alasan bahwa memilih yang baru adalah satu-satunya pilihan. Fakta ketika model lama jelas terbukti tidak efektif, dan fakta ketika lingkungan itu sendiri sudah banyak berubah. Dan disinilah aku merasa cara pandang ini relevan dengan kehidupan akademik universitas yang semakin kadaluwarsa.  ...

Resensi Steve Jobs

Tampil Luar Biasa di Depan Setiap Audiens Judul buku          : Rahasia Presentasi Steve Jobs: Bagaimana Tampil Luar Biasa Hebat di Depan Setiap                                   Audiens Penulis                 : Carmine Gallo Penerbit              : ESENSI (Erlangga Group) Cetakan               : 2011 Tebal                     : xvii+222 Majalah Ummi No.1/XXIV/Januari/2012/1433 H             ...
Zaytuna College, Cetak Generasi Muslim AS Berkualitas M. Sigit AR (dimuat di majalah UMMI edisi Maret 2012) “ Salah satu permasalahan dakwah di Amerika Serikat adalah sulitnya mencari dai yang fasih berbahasa Inggris.” ( M Syamsi Ali, ulama di New York) Tak banyak yang tahu bahwa komunitas Muslim Amerika sudah hadir di negeri adidaya ini selama lebih dari empat generasi. Bahkan, sejarah mencatat, dua dari tiga kapten kapal yang mengantarkan Columbus menemukan benua Amerika, adalah Muslim. Martin Alonso Pinzon, Kapten Kapal Pinta, dan saudaranya, Vicente Yanex Pinzon, Kapten Kapal Nina, masih memiliki hubungan darah dengan Abuzayan Muhammad III, Sultan Maroko saat itu. Akan tetapi, masyarakat AS secara umum masih menganggap Muslim Amerika sebagai sekelompok orang asing yang tidak mau berasimilasi. Salah satu penyebabnya, menurut Shaykh Hamza Yusuf Hanson , pendiri Zaytuna College, ketika media massa terkemuka mewawancarai tokoh Muslim dari beberapa masjid atau ...

Kembali ke Esensi Pendidikan Liberal Arts

"The first duty of a university is to teach wisdom, not a trade; character, not technicalities.”  Winston Churchill (1874-1965) Salah satu diskusi dan perdebatan dalam konvensi dosen ilmu hubungan internasional (HI) terakhir adalah terkait gelar kesarjanaan lulusan program studi HI. Apakah perlu gelar kesarjanaan khusus yang membedakannya dengan lulusan yang lain atau tidak. Hal ini didorong salah satunya oleh kebutuhan untuk menunjukkan kompetensi khusus yang dimiliki sehingga strategis dalam memperoleh pekerjaan. Bagi saya hal tersebut bukanlah hal yang esensial.  Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu gundah ketika selama ini sulit mencari lowongan pekerjaan di koran edisi akhir pekan yang secara spesifik mencari lulusan HI. Karena bagi saya bukan itu esensi dari pendidikan HI atau pendidikan universitas secara umum. Pendidikan HI khususnya di tingkat sarjana menjadi bagian dari humanities atau ilmu kemanusiaan bersama dengan ilmu politik, filsafat, sastra, sosi...

Menjadi Mahasiswa HI Jenius ala Yahudi Bagian II

1.        Bersandar pada daya ingatmu, dan yakinlah padanya . Budaya akademik modern cenderung menyepelekan hafalan. Bahkan banyak retorika yang menyalahkan sistem pendidikan tradisional yang hanya mengajari menghafal tanpa kemampuan analisis dan kreativitas. Alasan lain adalah informasi sudah tersebar begitu rupa di internet, buat apa menghafal. Tapi bagaimana kita bisa menganalisis dan kreatif kalau tidak cukup stok informasi dalam kepala kita. Orang Yahudi terbiasa terusir dari negerinya, karena itu mereka hanya bisa mengandalkan memorinya karena tidak praktis membawa semua buku atau kitab mereka dalam pelarian mereka. Kisah klasik Imam Alghazali ketika karavannya dirampok juga menunjukkan hal yang sama. Ketika itu Sang Imam mengatakan kepada perampoknya silakan ambil harta tapi jangan kitab-kitabnya karena disanalah pengetahuannya berada. Sang perampok menukas dengan tajam bahwa kalau dia mengambil paksa kitab tersebut berarti dia sudah mengambil...

Menghidupkan Tradisi Skolastik Abad Pertengahan dalam Perkuliahan

Sudah lama kuliah, tapi kok masih (merasa) bodoh? Seakan-akan tidak ada satupun bidang studi ataupun ketrampilan yang dikuasai dari bangku kuliah. Apakah pertanyaan ini juga muncul di kepala  Anda? Jangan khawatir, ini bukan masalah Anda semata, mereka yang menyandang gelar master dan doktor juga mengalaminya. Banyak lulusan perguruan tinggi yang melupakan hampir semua materi yang pernah dipelajarinya. Gelar, apalagi pascasarjana, menjadi tiket mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi, tak lebih dari itu. Pernahkah Anda perhatikan kebodohan telah menyebar luas? Para cendekiawan dan pemimpin kita berdebat di media, namun mereka tidak mampu menjawab pertanyaan dan menangkis pendapat lawan dengan tepat. Bagaimana perbincangan publik dan rapat dewan terhormat dipenuhi dengan kesalahpahaman konseptual dan pembahasan hal-hal tidak penting.  Padahal berbagai survei menunjukkan bahwa tingkat melek huruf masyarakat kita makin tinggi, sekolah menjamur, dan pameran buku selalu d...