Vaclav Smil dan Setahun Sepuluh Buku
Di bagian akhir buku Google, Jarvis mengangkat sebuah isu menarik. Dia membandingkan bagaimana respon Sergey Brin yang berbeda dengan Al Gore dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan. Gaya google menekankan perkembangan teknologi sebagai solusi sedangkan sang mantan wapres lebih menekankan pembuatan regulasi yang lebih ketat. Hal ini mengingatkanku pada salah satu penulis serba bisa, Vaclav Smil, yang berpendapat bahwa bukan solusi teknis atau teknologis yang bisa menyelamatkan planet ini, tetapi solusi politis: Kebijakan ekonomi yang lebih baik, kebijakan pendidikan yang lebih baik, kebijakan perdagangan yang lebih baik. Selain itu perubahan gaya hidup merupakan kunci. Salah satu tindakan sederhana tetapi berimplikasi politis dan ekologis yang luas dalam menyelamatkan lingkungan adalah dengan cara hidup lebih hemat. Hidup dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin, mengurangi konsumsi daging, menggunakan energi sesedikit mungkin. Sebagai individu, hal inilah yang bertahun-tahun dia praktekkan.Wawancara lengkapnya bisa dibaca disini dan disini.
Tetapi, kali ini bukan masalah lingkungan dan solusinya yang ingin saya bahas, tetapi bagaimana dia bisa menjadi salah satu pengarang buku yang sangat produktif dan disebut sebagai salah satu penulis favorit Bill Gates:Bagaimana dia melakukan aktivitas belajar, membaca dan menuliskan pemikirannya.
Salah satu prestasi fenomenal Smil adalah menerbitkan 30 buku dalam 3 tahun terakhir ini. Dengan kata lain, rata-rata setahun menerbitkan 10 buku. Bagaimana caranya? Mengutip Hemingway, tipsnya adalah bangun pagi dan mulai dengan 500
kata. Lakukan setiap hari, maka 8 atau 9 bulan setidaknya selesai sebuah
buku. Mudah dikatakan, tapi berapa banyak dari kita mencoba mentradisikan hal sepele ini tanpa menghasilkan sesuatu. Tentunya, apa yang keluar dari kepala kita akan ditentukan oleh apa yang masuk ke dalam kepala kita.
Smil menulis beragam tema dari isu energi, teknologi, manufakturing, lingkungan bahkan hingga diet. Yang menarik, meski menulis banyak tentang teknologi, dia mengaku tidak memiliki telepon seluler. Katanya,"Orang yang sibuk mengecek notifikasi di Hapenya, maka dia tidak akan punya waktu untuk membaca buku.":)Minatnya yang beragam dipengaruhi latar belakang pendidikannya. Meski secara disiplin ilmu, dia adalah profesor di bidang Lingkungan dan Geografi dia bercerita proses belajarnya lebih luas daripada yang tercetak dalam ijazahnya. Mengaku sebagai produk pendidikan klasik Eropa, untuk menjadi seorang sarjana ilmu alam dia harus belajar berbagai cabang ilmu alam dari biologi hingga geologi. Dari mulai bagaimana terbentuk awan, bagaimana hewan beradaptasi hingga proses terbentuknya bebatuan. Berbeda dengan pendekatan sistem pendidikan sekarang yang menekankan spesialisasi, prestasinya dalam menulis beragam tema ilmu merupakan buah dari pendidikannya yang luas proses pendidikan ini memaksanya untuk membaca buku setidaknya 80 judul per tahun dalam 50 tahun terakhir.
Sebagai sarjana Hubungan Internasional (HI), saya juga melihat bahwa penting untuk belajar semua aspek ilmu sosial daripada hanya berkutat di ranah keilmuan HI semata. Seorang yang belajar HI perlu belajar filsafat, sejarah, sosiologi,ekonomi, geografi, budaya, politik dsb. Jadi jika dirimu adalah pelajar HI dan ingin menjadi penulis yang produktif, saran Smil adalah banyak membaca buku dari berbagai spektrum ilmu sosial dan mulailah berdisiplin menulis 500 kata di setiap pagimu.Atau, teman-teman ada tips lain?*
*dalam buku James Marcus Bach dia mengajari kita untuk menulis dengan metode bajak laut. Dia menulis buku secara paralel. jadi dalam 5 tahun kita mengerjakan 5 proyek buku sekaligus, sehingga nantinya 1 buku memang butuh waktu 5 tahun pengerjaan, tetapi ketika 5 tahun hasilnya bukan 1 buku tapi 5 buku. Menurut pengalamannya, model ini justru lebih efektif daripada menulis satu demi satu.
Komentar