Katak Kecil ingin jadi Buaya
Cerita ini ada di komunike-komunike Subkomandante Marcos dari Zapatista…
Ceritanya begini, ada katak kecil di sebuah rawa. Setiap hari ia bermain bersama kodok-kodok lainnya. Tetapi ia tidak puas, dalam hatinya ia ingin jadi buaya karena yang ia denger dari cerita-cerita Pak buaya hebat..termasuk yang terkuat di rawa ini.
Katak kecil berkata kepada teman-temannya: „“aku ingin jadi buaya“..Tentunya dapat ditebak bagaimana sambutan kodok-kodok lainnya...“kamu tak mungkin jadi buaya“ dengan iringan tawa mengejek.
Si katak kecil tak surut harapan, sore itu diniatkan dan dimantapkan dalam hatinya untuk ketemu pak buaya. Sesampainya di rawa tempat tinggal pak buaya, si katak kecil bertanya dengan suara keras meskipun bergetar sedikit ketakutan.
„“pak buaya, bagaimana caranya saya bisa jadi buaya?“..pak buaya tidak bisa menjawab. Dia hanya berkata,“ temuilah burung hantu, ia selalu terjaga di malam hari, mungkin ia tahu seseatu yang kita tak pernah tahu“
Kemudian, bergeraklah si katak menuju tempat dimana si burung hantu bisa nongkrong, Si katak berfikir bagaimana caranya agar bisa mendekat burung hantu tanpa disambar olehnya lebih dahulu. Si katak sudah tahu bahwaa si burung hantu doyan banget dgn katak kecil sepertinya. Si katak bersiasat, ia membangun benteng kecil di sekitar tubuhnya dengan batu-batu kecil. Hanya tersisa lobang sekecil mata katak itu dan agar suaranya tetep dapat terdengarn.
Malam menjelang, dan mulailah si burung hantu bangun keluar dari sarangnya. Belum lagi dia benar-benar membuka mata..masih ngulet-ngulet.. dia mendengar suara dari sebuah titik di kegelapan malam yang letaknya tak jauh dari sarangnya.
Suara itu berkata:“tunjukkan caranya bagaimana saya bisa menjadi buaya“. Sebenarnya belum selesai suara itu terdiam, si burung hantu sudah terbang menyambar...dasar refleks sih. Akan tetapi karena si katak kecil sudah persiapan, maka bukan si katak kecil yang tersambar tetapi koral kecil yang jadi benteng si katak. Burung hantu mengerang kesakitan karena dia menelan koral tersebut dan tersangkut di tenggorokan. Barulah si katak kecil keluar dari persembunyiannya... „“siapa kamu?“ tanya burung hantu. „“aku katak kecil yang ingin jadi buaya“ kata si katak kecil..“bagaimana caranya?“ burung hantu menjawab:“keluarkan dulu batu ini dari kerongkonganku, nanti kau keuberitahu“. “tidak mau“ sahut si katak kecil „:“ kamu pasti akan memakanku“
Tidak“ kata burung hantu, „“bantu aku dulu“
“aku akan menolongmu jika kau memberitahuku caranya menjadi buaya“ timpal si katak kecil
“baik“, setahuku seekor katak tidak bisa jadi buaya atau yang lain..kamu bisa tanya kepada raja hutan, Singa, ialah penguasa hutan ini“
“ok, aku akan mencari raja hutan“ sahut si katak kecil sembari pergi.
“hey katamu kau akan membantuku“
“Tidak , kau tetap akam memakanku“
Kemudian berlanjutlah perjalanan si katak kecil. Dia harus menunggu lama karena singa si raja hutan hanya bangun ketika lapar dan jika kenyang dia bisa tidur berhari-hari lamanya.
Masa penantian itu berakhir, si raja hutan bangun
Katak kecil mengulang lagi pertanyaaannya kali ini ia tujukan kepada raja hutan
“wahai raja hutan bagaimana caranya agar aku si kodok kecil bisa jadi buaya?”
“Siapa kamu?kodok kecil? Ketahuilah seekor kodok kecil akan menjadi kodok selamanya mungkin hanya akan jadi kodok besar dan tua akna tetapi tidak mungkin untuk jadi buaya …begitulah seharusnya..dan hal ini tidak bisa diubah. Yang bisa kau lakukan adalah berbuat sebaik-baiknsya menjadi kodok kecil menjadi sebagaimana adanya”
Mendengar jawaban itu lemaslah si katak kecil, ia tidak mungkin jadi buaya karean demikianlah takdirnya..sambil pulang terkulai lemas ia terus berjalan…hatinya belum mau menerima kenyataan bahwa ia tidak bisa jadi buaya.
Ketika melewati rawa tempat tinggal pak buaya ia heran kenapa pak buaya tidak kelihatan moncongnya…ia bertanya kepada teman-teman kodoknya…mereka bercerita bahwa seminggu yang lalu ketika si katak kecil pergi mencari raja hutan , segerombolan pemburu datang dan menangkap buaya..sekarang tidak tahu bagaimana nasibnya
Ketika umumnya orang mendengar hal terrsebut akan bilang untunglah saya kodok kecil...tapi tidak demikian yang terlintas di fikiran katak kecil. Wah hebat sekali manjadi buaya itu..kulitnya mahal dan menjadi dompet atau tas yang indah..
Aku ingin jadi buaya..aku tidak ingin menghabiskan hidupku menjadi katak yang tidak ada nilainya..demikian kata si katak sambil meninggalkan teman-temannya yang bengong..pasti dia sudah tidak waras pipikir mereka.
Singkat cerita setelah bertahun tahun berlatih, si katak kecil itu menjelma menjadi sosok yang kuat. Pada suatu hari ia bertemu dengan serombongan pemburu buaya, ia berhasil membunuh salah satunya… tetapi akhirnya ia tertangkap. Dan kita bisa menebak akhirnya ia menjadi tas dan dompet yang mahal harganya dan dicari-cari orang
Moral cerita: bermain dalam kemustahilaan. Akan tetapi yang lebih penting untuk mempunyai makna dalam hidup meskipun itu berarti resiko…
Rasanya aku ingin menceritakan cerita ini pada siapa saja yang –bahkan untuk bermimpipun mereka nggak berani- dengan sedikit harapan agar mereka mau bermimpi..
Ceritanya begini, ada katak kecil di sebuah rawa. Setiap hari ia bermain bersama kodok-kodok lainnya. Tetapi ia tidak puas, dalam hatinya ia ingin jadi buaya karena yang ia denger dari cerita-cerita Pak buaya hebat..termasuk yang terkuat di rawa ini.
Katak kecil berkata kepada teman-temannya: „“aku ingin jadi buaya“..Tentunya dapat ditebak bagaimana sambutan kodok-kodok lainnya...“kamu tak mungkin jadi buaya“ dengan iringan tawa mengejek.
Si katak kecil tak surut harapan, sore itu diniatkan dan dimantapkan dalam hatinya untuk ketemu pak buaya. Sesampainya di rawa tempat tinggal pak buaya, si katak kecil bertanya dengan suara keras meskipun bergetar sedikit ketakutan.
„“pak buaya, bagaimana caranya saya bisa jadi buaya?“..pak buaya tidak bisa menjawab. Dia hanya berkata,“ temuilah burung hantu, ia selalu terjaga di malam hari, mungkin ia tahu seseatu yang kita tak pernah tahu“
Kemudian, bergeraklah si katak menuju tempat dimana si burung hantu bisa nongkrong, Si katak berfikir bagaimana caranya agar bisa mendekat burung hantu tanpa disambar olehnya lebih dahulu. Si katak sudah tahu bahwaa si burung hantu doyan banget dgn katak kecil sepertinya. Si katak bersiasat, ia membangun benteng kecil di sekitar tubuhnya dengan batu-batu kecil. Hanya tersisa lobang sekecil mata katak itu dan agar suaranya tetep dapat terdengarn.
Malam menjelang, dan mulailah si burung hantu bangun keluar dari sarangnya. Belum lagi dia benar-benar membuka mata..masih ngulet-ngulet.. dia mendengar suara dari sebuah titik di kegelapan malam yang letaknya tak jauh dari sarangnya.
Suara itu berkata:“tunjukkan caranya bagaimana saya bisa menjadi buaya“. Sebenarnya belum selesai suara itu terdiam, si burung hantu sudah terbang menyambar...dasar refleks sih. Akan tetapi karena si katak kecil sudah persiapan, maka bukan si katak kecil yang tersambar tetapi koral kecil yang jadi benteng si katak. Burung hantu mengerang kesakitan karena dia menelan koral tersebut dan tersangkut di tenggorokan. Barulah si katak kecil keluar dari persembunyiannya... „“siapa kamu?“ tanya burung hantu. „“aku katak kecil yang ingin jadi buaya“ kata si katak kecil..“bagaimana caranya?“ burung hantu menjawab:“keluarkan dulu batu ini dari kerongkonganku, nanti kau keuberitahu“. “tidak mau“ sahut si katak kecil „:“ kamu pasti akan memakanku“
Tidak“ kata burung hantu, „“bantu aku dulu“
“aku akan menolongmu jika kau memberitahuku caranya menjadi buaya“ timpal si katak kecil
“baik“, setahuku seekor katak tidak bisa jadi buaya atau yang lain..kamu bisa tanya kepada raja hutan, Singa, ialah penguasa hutan ini“
“ok, aku akan mencari raja hutan“ sahut si katak kecil sembari pergi.
“hey katamu kau akan membantuku“
“Tidak , kau tetap akam memakanku“
Kemudian berlanjutlah perjalanan si katak kecil. Dia harus menunggu lama karena singa si raja hutan hanya bangun ketika lapar dan jika kenyang dia bisa tidur berhari-hari lamanya.
Masa penantian itu berakhir, si raja hutan bangun
Katak kecil mengulang lagi pertanyaaannya kali ini ia tujukan kepada raja hutan
“wahai raja hutan bagaimana caranya agar aku si kodok kecil bisa jadi buaya?”
“Siapa kamu?kodok kecil? Ketahuilah seekor kodok kecil akan menjadi kodok selamanya mungkin hanya akan jadi kodok besar dan tua akna tetapi tidak mungkin untuk jadi buaya …begitulah seharusnya..dan hal ini tidak bisa diubah. Yang bisa kau lakukan adalah berbuat sebaik-baiknsya menjadi kodok kecil menjadi sebagaimana adanya”
Mendengar jawaban itu lemaslah si katak kecil, ia tidak mungkin jadi buaya karean demikianlah takdirnya..sambil pulang terkulai lemas ia terus berjalan…hatinya belum mau menerima kenyataan bahwa ia tidak bisa jadi buaya.
Ketika melewati rawa tempat tinggal pak buaya ia heran kenapa pak buaya tidak kelihatan moncongnya…ia bertanya kepada teman-teman kodoknya…mereka bercerita bahwa seminggu yang lalu ketika si katak kecil pergi mencari raja hutan , segerombolan pemburu datang dan menangkap buaya..sekarang tidak tahu bagaimana nasibnya
Ketika umumnya orang mendengar hal terrsebut akan bilang untunglah saya kodok kecil...tapi tidak demikian yang terlintas di fikiran katak kecil. Wah hebat sekali manjadi buaya itu..kulitnya mahal dan menjadi dompet atau tas yang indah..
Aku ingin jadi buaya..aku tidak ingin menghabiskan hidupku menjadi katak yang tidak ada nilainya..demikian kata si katak sambil meninggalkan teman-temannya yang bengong..pasti dia sudah tidak waras pipikir mereka.
Singkat cerita setelah bertahun tahun berlatih, si katak kecil itu menjelma menjadi sosok yang kuat. Pada suatu hari ia bertemu dengan serombongan pemburu buaya, ia berhasil membunuh salah satunya… tetapi akhirnya ia tertangkap. Dan kita bisa menebak akhirnya ia menjadi tas dan dompet yang mahal harganya dan dicari-cari orang
Moral cerita: bermain dalam kemustahilaan. Akan tetapi yang lebih penting untuk mempunyai makna dalam hidup meskipun itu berarti resiko…
Rasanya aku ingin menceritakan cerita ini pada siapa saja yang –bahkan untuk bermimpipun mereka nggak berani- dengan sedikit harapan agar mereka mau bermimpi..
Komentar